Sepertiga Malam di Thailand, Ribuan Siswa Mengungsi Tidur ke Musala
Selasa, 21 Juni 2016 19:34
Reportase : Mahmud Mushoffa
Mahasiswa Universitas Negeri Malang/peserta PPL/KKN di Thailand
KETIKA ada pernyataan ‘tidur adalah ibadah’ bukan berarti puasa Ramadan hanya dimanfaatkan untuk tidur semata. Tidur di sini diartikan tidur sekadarnya untuk mendapatkan energi lebih guna bisa beribadah pada malam hari dan sepertiga malam.
Nah, tradisi seperti inilah yang ditanamkan di Pondok Arunsat Vitaya School, Kampung Payo, Distrik Sai Buri, Thailand Selatan. Kegiatan ini memang diterapkan untuk melatih santri teratur beribadah di bulan Ramadan dan mendapatkan keberkahan di bulan Suci ini, ungkap Ustadz Husni, pengasuh pondok pesantren sekolah ini saat ditemui Kamis (16/6/2016) silam.
Selama bulan Ramadhan, setiap santri di sana diwajibkan untuk mengkhatamkan satu juz setiap hari sehingga ketika Idul Fitri mereka sudah khatam 30 juz, lebih-lebih bisa khatam dua kali atau lebih.
Selama bulan Ramadan, semua santri dilarang untuk tidur di asrama, akan tetapi wajib tidur di masjid. Hal ini bertujuan agar semua santri mudah dibangunkan untuk salat Tahajud di sepertiga malam selama bulan Ramadan.
Selain salat Tahajud bersama di sepertiga malam, setiap setelah salat subuh dan dhuhur semua satri wajib membaca Al Quran guna mengkhatamkan satu juz setiap hari. Tidak hanya itu, untuk menghindari rasa capek yang berlebih pada diri santri, pihak pondok tak hanya mewajibkan beraktivitas tetapi juga mewajibkan tidur setelah subuh selesai tadarus sekitar satu jam dan setelah salat dhuhur selesai tadarus sekitar dua jam.
Bersama sepertiga malam, itulah sebutan saya untuk mendekatkan diri dengan sesama manusia dan kepada Tuhan yang Maha Esa. Kebersamaan yang mengakibatkan perolehan pahala yang berganda di bulan Suci Ramadan.
Editor: Tri Hatma Ningsih/Surya